- Gubernur Bagi Bibit Durian
- Sosialisasi Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
- Sosialisasi Penyusunan Peta Ketahanan Pangan dan Kerentanan Pangan
- Gerakan Tanam Padi Gogo Di Desa Budaya Pampang Kota Samarinda
- Kunjungan Kerja dan Silaturahmi Gubernur Kalimantan Timur di Kecamatan Samboja dan Muara Jawa
- Gerakan Percepatan Tananm Jagung
- Kementerian Pertanian dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Konsultasi Persoalan Pangan
- Rakor Pangan Se-Kaltim 2018
- Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pangan Se Kalimantan Timur 2018
- Dinas Pangan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Dapat Bimbingan dan Konseling Kearsipan
Potensi Bawang Merah Di Kaltim
Berita Populer
- Cara Menanam Tumbuhan dengan Hidroponik
- Pertanian Kaltim Dapat 162 Miliar dari APBN Tahun 2017
- Budidaya Pisang Kepok
- BUDI DAYA SINGKONG GAJAH
- Cara sukses budidaya semangka
Berita Terkait
- Pemprov Siap Kerjasama Kembangkan Teknologi Pengembangan Bibit Bawang Merah Tuk Tuk6
- Kartu Tani, Era Baru Sejahterakan Petani Indonesia19
- Indonesia Berdaulat Pangan, Hari ini Tidak Ada Satu Biji Jagung Masuk Indonesia8
- Kebun Raya Bogor (KRB) baru saja merayakan hari jadinya yang 200 tahun. Hingga di usia dua abad KRB 315
- "Sukses Olah Pupuk Organik dari Urine Sapi"22
“Setelah diujicoba untuk lahan Kaltim bibit bawang merah tuk – tuk mampu menghasilkan sekitar 12 – 25 ton perhektarnya. Terlebih biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah ketimbang menggunakan umbi,” sebutnya.
Kedepan ia berharap penggunaan bibit bawang merah tuk – tuk bisa disosialisasikan kepada kabupaten/kota. Khususnya yang berpotensi mengembangkan bawang merah seperti Kabupaten Paser yang tahun ini akan dikembangkan sekitar 20 hektare dari dana APBN, Penajam Paser Utara 20 hektare, Berau 30 hektare. Kukar 20 hektare, serta Balikpapan 10 hektare.
“Tiap tahun ada pengembangan dana APBN. Tahun ini hanya dapat 100 hektare untuk 6 kabupaten/kota dimaksud. Meskipun rencana diawal 120 hektare untuk 7 kabupaten/kota sebelum dikurangi untuk Samarinda 20 hektare,” katanya.
Sementara Farid menyebut rencana kerjasama dianggap penting untuk mengejar target produksi tahun – pertahun. Sebab tidak dipungkiri setiap pelaksanaan menghadapi kendala, diantaranya tender pengadaan benih saat diperlukan terkadang tidak tepat harga.
“Apalagi untuk umbi masih didatangkan dari luar. Sering kali susut sekitar 4 persen dan belum pasti tumbuh 100 pesen,” sebutnya.
Masalah lainnya saat didistribusi dihadapkan kendala keberagaman kesiapan petani. Ada yang siap dan tidak, sementara tidak didukung proses penyimpangan bibit yang baik. Walhasil tidak jarang bibit lebih dulu busuk.
